Rabu, 20 Juli 2011

Karcis Parkir Mengungkap Pembunuhan Lina

Daus saat ditangkap polisi di kediamannya
SENIN (18/7) tengah malam, saat itu jam menunjukkan pukul 24.00 WIB, Bayu berada di rumah Hj Lina, Jl Manunggal II, Palangka Raya, untuk beristirahat dan bercengkerama dengan pihak keluarga. Keluarga pun tidak mengetahui kalau yang selama ini merupakan keluarga dekatnya, suami keponakan dari H. Manan, adalah orang yang membunuh Hj. Lina pada Minggu (10/7).
Pada malam itu, polisi datang menjemput Bayu guna dimintai keterangan, sesampainya di Mapolsek, Bayu sempat disumpah di bawah Alquran,  namun Bayu menolak.
Sampailah pada pemeriksaan mendalam oleh polisi di mana teman Bayu di Banjarmasin, bernama Sanusi yang pernah dititipi barang seperti laptop yang tidak tahu juntrungnya, ikut diperiksa.
Setelah dilakukan pengembangan, akhirnya di wilayah Kapuas, Bayu menjelaskan kalau celananya yang dipakai saat melakukan pembunuhan tersebut banyak darah, dan malam Senin tersebut dibuang di belakang  museum sembari meminta dengan Daus, temannya, untuk memantau kalau seandainya khawatir celana tersebut disimpan ditempat lain.
Mungkin ini doa atau sekaligus sumpah dari seorang Ibu, pantas saja orang tuanya, Hj. Awiyah menerangkan kalau para pelaku tidak mungkin tenang. Buktinya sang istri, Jannah, sebenarnya sudah pernah terhantui mengenai pembunuhan tersebut, dirinya sempat curiga kalau suaminya yang datang banyak membawa uang padahal waktu ke Palangka Raya hanya membawa uang Rp100 ribu saja, namun enggan menyampaikanya kepada orang tua korban.
Bermodal dari informasi tersebut polisi kemudian menyambungkanya kepada Bayu, pria lulusan pesantren itu pun lunglai, sesekali dirinya terlihat menatap kosong. Apakah ini menandakan kebenaran tersebut. Polisi yang gundah selama 9 hari ini pun terus memberikan pertanyaan seputar arah pembunuhan, hingga Bayu mengakui kalau dirinya yang melakukan aksi tersebut.
Polisi pun lega, namun masih belum puas dengan temuan itu, kemudian membawa Bayu ke rumah temannya di Kota Baru dan menemukan sebuah laptop serta perhiasan yang memang milik korban yang diambil dari lokasi TKP tempat di mana korban dibantai. Polisi juga kemudian mendatangi toko demi toko di wilayah Kota Baru dan Martapura, ternyata tiga buah hand phone yakni Nokia dan Black Berry yang dicurinya juga dijual, sementara sebuah hand phone lainnya diberikan kepada Daus.
Semakin terang kasus ini, tidak juga membuat tim buru sergap ini tenang, langkah selanjutnya tentunya siapakah pelaku lainnya. Bayu pun bernyanyi ala dangdutan, hingga mengarahlah kepada Daus, warga Jl. Pelatuk.
Apa hubungannya Bayu dengan Daus? Ternyata saat malam Minggu (sebelum pembunuhan), Bayu dan Daus sempat ke tempat hiburan malam, herannya lagi, tiket parkir masuk THM ini masih tersimpan di jok motor pelaku yang tentunya dijadikan acuan polisi sebagai bukti petunjuk.
Sebersik cerita mengenai Daus, dirinya juga bingung saat Bayu datang membawa helmnya dan memberikan hand phone. Helm tersebut berlumuran darah. Keesokan harinya barulah Daus kaget setelah melihat pemberitaan di media massa adanya pembunuhan sadis.
Sementara itu, motif dan kronologis pembunuhan sendiri awalnya simpang siur dengan berbagai macam dugaan.
Bayu yang sementara diduga sebagai pembunuh tunggal Hj. Lina, menurut informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber menceritakan, korban yang semula jalan-jalan dengan teman dekatnya pulang dan saat itu pelaku mengikutinya hingga kemudian korban tiba di rumah.
Pelaku masih menggunakan helm dan memarkirkan kendaraannya di depan sebuat kios tempat penjualan minuman keras (yang sudah tercium oleh anjing pelacak) mengiringi korban hingga masuk ke dalam rumah.
Entah percakapan apa yang timbul antara pelaku dan korban, hingga kemudian korban berteriak (yang juga didengar oleh saksi). Sampai keesokan harinya diketahui korban, Hj Lina telah tewas bersimbah darah dalam kondisi mengenaskan di kamar tidurnya.
Kuat dugaan, korban semula telah dihabisi dengan tusukan bertubi-tubi menggunakan sebelah belati di luar kamar. Setelah tewas, barulah pelaku kemudian membawa korban ke dalam kamar dan mengacak-acak seisi kamar serta mengambil sejumlah harta benda milik korban.
Sementara bekas darah yang berhamburan di luar, diduga telah dibersihkan oleh pelaku untuk menghilangkan jejak.
Usai melakukan aksi sadisnya, pelaku yang masih menggunakan helm kemudian meninggalkan rumah korban dan mengambil motornya menuju rumah Daus. Di rumah Daus, temannya ini kaget setelah diserahkan helm miliknya yang berlumuran darah serta sebuah hand phone yang diduga untuk “tutup mulut” Daus.
Setelah itu, pelaku langsung pulang ke Banjarmasin membawa uang dan harta benda hasil jarahannya.
Sedangkan motor yang dipakai Bayu, yang dipinjam dari Sanusi, dan dari dalam bagasi jok ditemukan sebuah karcis parkir diskotek. Dari sanalah dimulainya penyelidikan hingga bisa mengungkap Bayu sebagai pelaku, meskipun Bayu ini selalu mengelak dan memberikan alibi saat dimintai keterangan oleh polisi. (giben)

0 komentar:

Posting Komentar