Sabtu, 15 Mei 2010

Preman Kampung Tewas dalam Duel Maut

KASONGAN, PPOST
Seorang preman kampung, Ayub (25), warga Desa Kendi Kecamatan Katingan Hilir, tewas mengenaskan di lokasi pendulangan desa setempat, kemarin sekitar pukul 11.30 WIB, setelah  terlibat perkelahian dengan seorang pendulang bernama Utih (30), warga asal Banjarmasin .
Ayub tewas di lokasi kejadian. Dia mengalami luka disekujur tubuhnya. Sementara Utih juga mengalami luka serius di bagian tangannya yang nyaris putus. Utih sempat dilarikan ke RSUD Kasongan untuk menjalani perawatan.
Kejadian menjelang salat Jumat itu sempat menggegerkan warga setempat. Tak diketahui asal mula perkelahian di antara keduanya. Namun informasi yang didapat saat Utih dirawat di RSUD Kasongan, menyebutkan perkelahian terjadi akibat pemuda setempat meminta jatah preman, satu di antaranya yakni Ayub.
Saat itu, sebut Utih, dirinya bersama teman-temannya berisitirahat menjelang salat Jumat. Mereka sedang asyik minum kopi di sebuah warung. Tiba-tiba, mereka dihampiri Ayub bersama temannya Juling, meminta jatah kepada para penambang.
Ayub yang membawa sebilah pisau memaksa meminta jatah kepada Utih dengan mengacungkan-acungkan pisau ke wajah Utih. Merasa dilecehkan, Utih naik pitam. Tak terima dengan perlakuan preman tersebut, Utih mencoba melawan.
Utih kalah cepat, Ayub tiba-tiba melayangkan pisaunya ke wajahnya. Utih melihat ayunan pisau hendak mengenai wajahnya, secepat kilat ia menghindar dengan merunduk dan menangkis mengunakan tangan kirinya. Tak ayal tangan kanannya terkena sabetan parang Ayub hingga nyaris putus.
Diserang dengan pisau, Utih pun langsung mengambil pisau tak jauh dari posisi duduknya. Belum juga sempat membalas, Ayub pun kembali mengayunkan pisaunya. Utih lagi-lagi mengelak dengan merunduk sembari mengayunkan pisaunya ke arah kaki Ayub.
Menerima serangan tiba-tiba itu, Ayub pun tersungkur dengan kaki hampir putus, nyaris tak berdaya. Utih pun bak kesetanan, membabi buta membacok bagian perut, paha bahkan sekujur tubuh Ayub hingga tewas.
Kepada wartawan, Utih yang tengah dibalut perban, mengaku dirinya membacok Ayub karena diminta duit jatah bulanan untuk preman. Karena selalu meresahkan warga sekitar, akhirnya dengan nekat dirinya yang saat itu kena giliran dimintai oleh Ayub sudah menyiapkan sebilah pisau.
“Saya melihat Ayub membawa pisau setiap meminta jatah. Saya pun menyiapkan pisau. Baru bekerja, belum ada hasilnya, sudah diminta duit. Dari mana untuk mengasihnya,” kata Utih.
Menurut Utih, saat itu tidak ada yang berani melerai. Bahkan Juling, teman Ayub pun pergi entah kemana sehingga pertarungan satu lawan satu yang terjadi.
“Saya dulunya kerja tambang di Desa Unggang, namun karena hasilnya kurang saya pindah ke Desa Kedi. Belum beberapa bulan bekerja sudah diminta-minta. Itu sudah sering dilakukan preman tersebut untuk minum-minuman keras. Bila tidak memberi jatah, tidak boleh bekerja,” kata Utih lagi.
Ketika dikonfirmasi, Kapolres Katingan, melalui Kaur Reskrim Ipda Dani Pemana membenarkan bahwa terjadi duel maut antara Ayub dengan Utih. Namun pihaknya belum mengetahui motif perkelahian tersebut karena masih tarap penyelidikan.
“Kami saat ini turun kelokasi kejadian dan kasus ini masih dalam penyelidikan sedangkan tersangka sudah diamankan,” kata Dani. nas

0 komentar:

Posting Komentar